Laporan Praktikum Kimia Organik 1 – percobaan 1
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA
KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN
PENENTUAN KELAS KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
INDAH SYAFITRI
(A1C118018)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2020untuk mengetahui prosedur dari percobaan ini dapat dilihat dari link berikut ini
https://indsyafitri16.blogspot.com/2020/01/
VII. Data Pengamatan
7.1 Analisis Karbon
7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Dimasukan
1 gram serbuk CuO kering kedalam cawan porselin dan dipanaskan hingga mongering
|
Setelah
dilakukan pemanasan tidak terjadi perubahan pada warna serbuk CuO hanya saja
Serbuk Cuo menjadi kering
|
2
|
Tambahkan
gula kedalam serbuk CuO yang telah dipanaskan
|
Gula
menjadi meleleh
|
3
|
Rangkai
tabung pengalir, dan masukan pipa pengalir kedalam tabung yang berisi 10 ml
Ca(OH)2 dan dipanaskan
|
Terdapat
uap air dan gelembung-gelumbung gas pada tabung
|
7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Panaskan
kawat tembaga
|
Timbul
warna kemerah-merahan pada kawat tembaga
|
2
|
Teteskan
kawat tembaga dengan n -heksana sebanyak 2 tetes dan panaskan
|
Munculnya
warna nyala hijau pada kawat tembaga
|
b. Tes CaO
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dipanaskan
kulit telur yang telah ditambahkan HCl pekat dan 2 tetes n-heksana
|
Larutan
menjadi jernih
|
2
|
Didihkan
dengan 5-10 ml air suling dan tuangkan kedalam gelas kimia yang berisikan
larutan HNO3 encer
|
timbul
bau pada larutan tersebut dan timbulnya gelembung pada sekitaran kulit telur
|
7.1.3 Metode
Leburan dengan Natrium
a. Belerang
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
didihkan
Campurkan larutan L ( putih telur + HCl pekat) dengan asam asetat
|
Timbunya
gas pada larutan dan bau menyengat pada larutan
|
2
|
saring
dengan menggunakan kertas saring yang telah ditetesi Pb-asetat 10% dan
tambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
|
Terdapat
gumpalan –gumpalan berwarna putih
|
b.
Nitrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Kedalam
3 ml larutan L ditambhkan 5 tetes larutan FeSO4, 1 tetes larutan
FeCl3, 5 tetes KF 10% dan NaOH 10% dan didihkan
|
Larutan
menjadi berwarna hitam
|
2
|
Diasamkan
dengan asam sulfat encer
|
Timbul
warna kuning dibagianpermukaan larutan dan membentuk endapan biru berlin
|
c. Halogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Diasamkan
larutan L( putih telut+ HCl) sebanyak 3 ml dengan larutan HNO3
encer dan tambahkan 5 ml AgNO3 encer
|
Terdapat
endapan berwarna hitam kecoklatan
|
7.2 Penentuan
kelas kelarutan
7.2.1 kelarutan
dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dimasukkan gula,
ditambahkan air suling dan dikocok kuat-kuat
|
Gula larut dalam
air, dan larutan berwarna jernih (+).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan air suling dan dikocok kuat-kuat
|
Minyak
tidak larut dalam air, dan larutan berwarna keruh (-)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan air suling dan dikocok-kocok
|
Putih
telur tidak larut dalam air, dan larutan berwarna keruh (-)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan air suling dan dikocok-kocok
|
Garam
larut dalam air, dan larutan berwarna bening (+)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan air suling dan dikocok-kocok
|
Tepung
tidak larut dalam air, dan larutan keruh (-)
|
7.2.2 kelarutan dalam eter
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dimasukkan gula
dengan eter dan dikocok kuat-kuat
|
Gula tidak larut
dalam eter dan larutan berwarna jernih (-).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan eter dan dikocok kuat-kuat
|
Minyak larut dalam eter, dan larutan berwarna
jernih (+)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan eter dan dikocok-kocok
|
Putih
telur larut dalam eter, dan larutan berwarna jernih (+)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan eter dan dikocok-kocok
|
Garam
tidak larut dalam eter, dan larutan berwarna jernih (-)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan eter dan dikocok-kocok
|
Tepung
tidak larut dalam eter, dan larutan keruh (-)
|
7.2.3 kelarutan dalam
NaOH 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dicampurkan gula
dengan NaOH 5% dan dikocok kuat-kuat
|
Gula larut dalam
NaOH 5% dan larutan berwarna jernih (+).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan NaOH 5% dan dikocok kuat-kuat
|
Minyak tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan
berwarna keruh (-)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan NaOH 5% dan dikocok-kocok
|
Putih
telur tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan berwarna keruh (-)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan NaOH 5% dan dikocok-kocok
|
Garam
tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan berwarna keruh (-)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan NaOH 5% dan
dikocok-kocok
|
Tepung
tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan keruh (-)
|
7.2.4 kelarutan dalam NaHCO3
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dicampurkan gula
dengan NaHCO3 5% dan
dikocok kuat-kuat
|
Tidak menimbulkan
gas CO2 (-)
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan NaHCO3 5% dan dikocok
kuat-kuat
|
Tidak menimbulkan
gas CO2 (-)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan NaHCO3 5% dan
dikocok-kocok
|
Ada menimbulkan
gas CO2 (+)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan NaHCO3 5% dan
dikocok-kocok
|
Tidak menimbulkan
gas CO2 (-)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan NaHCO3 5%
dan dikocok-kocok
|
Tidak menimbulkan
gas CO2 (-)
|
7.2.5 kelarutan dalam
HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dicampurkan gula
dengan HCl 5% dan dikocok kuat-kuat
|
Gula larut dalam HCl
5% dan larutan berwarna jernih (+).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan HCl 5% dan dikocok
kuat-kuat
|
Minyak larut dalam HCl
5%, dan larutan berwarna jernih (+)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan HCl 5% dan
dikocok-kocok
|
Putih
telur larut dalam HCl 5%, dan larutan
berwarna jernih (+)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan HCl 5% dan
dikocok-kocok
|
Garam
larut dalam HCl 5%, dan
larutan berwarna jernih (+)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan HCl 5% dan dikocok-kocok
|
Tepung
larut dalam HCl 5%, dan
larutan jernih (+)
|
7.2.6 kelarutan dalam H2SO4
pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dimasukkan gula
dengan H2SO4
pekat dan dikocok
kuat-kuat
|
Larutan berwarna
kuning kecoklatan (+).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan H2SO4 pekat dan dikocok kuat-kuat
|
Larutan
berwarna orange (+)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan H2SO4 pekat dan dikocok-kocok
|
Larutan
berwarna merah hati dan panas (+)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan H2SO4 pekat dan dikocok-kocok
|
Larutan
keruh dan tidak berwarna (-)
|
5
|
Dicampurkan
tepung dengan H2SO4 pekat dan
dikocok-kocok
|
Larutan
berwarna orange (+)
|
7.2.7 kelarutan dalam H3PO4
pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
1
|
Dimasukkan gula
dengan asam
sulfat pekat dan dikocok
kuat-kuat
|
Larutan menjadi
jernih (+).
|
2
|
Dicampurkan
minyak dengan asam sulfat pekat dan dikocok kuat-kuat
|
Larutan
menjadi jernih (+)
|
3
|
Dicampurkan
putih telur dengan asam sulfat pekat dan
dikocok-kocok
|
Larutan
menjadi jernih (+)
|
4
|
Dicampurkan
garam dengan asam sulfat pekat dan dikocok-kocok
|
Larutan
menjadi jernih dan terdapat endapan (+)
|
5
|
Dicampurkan
tepung asam sulfat pekat dan
dikocok-kocok
|
Larutan
menjadi jernih dan terdapat endapan (+)
|
VIII. Pembahasan
Senyawa
organic memiliki peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan makhluk
hidup. Dengan
mengetahui peranan dari suatu senyawa penyusun maka kita dapat mengetahui
kandungan dari suatu senyawa organik dan keragaman unsur penyusun suatu senyawa
organic ditentukan oleh kereaktifan dan fungsi zat organic tersebut. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36)
8.1 Analisis Unsur
8.1.1 karbon dan hidrogen
Pada praktikum ini, praktikan
melakukan pengujian pada karbon dan hidrogen. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi unsur C dan H.
hal yang harus dilakukan praktikan yaitu CuO
dikeringkan dengan pemanas bunsen lalu dicampurkan gula kedalam CuO sehingga gulatersebut meleleh. Kemudian
rangkai pipa mengalir kedalam tabung reaksi yang berisiskan Ca(OH)2.
panaskan kembali CuO dan gula tersebut sehingga gas yang mengalir bisa masuk
kedalam tabung. Hasil dari pemanasan tersebut berupa uap air dan gelembung-gelembung
gas didalam tabung reaksi. Berikut reaksi lengkap dari hasil percobaan diatas :
Dari
hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uap air yang dihasilkan dari
pemanasan CuO dan gula tersebut mengandung hidrogen dan gelembung – gelembung
yang dihasilkan dari pemanasan CuO dan gula pada tabung reaksi mengandung gas CO2. Oleh sebab itu gula
dikatakan sebagai senyawa organic karena mengandung unsur C dan O.
8.1.2
Halogen
a.
Tes Beilstein
untuk mengetahui adanya unsur
halogen dalam suatu sampel dapat
dilakukan dengan menggunakan tes beilstein.
Prinsip dasar dari tes beilstein dengam dilakukannya pemijaran dan
menghasilkan warna nyala. Pada kawat tembaga dipanaskan terlebih dahulu sampai kemerah-merahan.
Kemudian didinginkan dan ditetesi dengan CCl4 dalam hal ini
praktikan ganti dengan n-heksana sebanyak 2 tetes, lalu dipanaskan kembali
sehingga warna nyala dari kawat tembaga tersebut muncul dan menghasilkan warna
nyala hijau saat dibakar.
b.
Tes CaO
Tes CaO dilakukan untuk mengetahui
unsur halogen dalam sampel. Panaskan CaO karena keterbatasan bahan maka
praktikan menggantinya dengan kulit telur yang diberikan HCl pekat dengan suhu
yang tinggi dengan ditetesi n- heksana tunggu sampai dingin dan didapatkan
hasilnya larutan menjadi jernih. lalu
panas kan air suling 5-10 ml dan campurkan kedalam larutan HNO3
encer dan timbul bau yang menyengat dan timbul gelembung-gelumbung dari hasil
pemanasan campuran larutan tersebut.
8.1.3
Metode Leburan dengan Natrium
a.
belerang
larutan L yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kulit telur yang ditetesin dengan HCl pekat. Asamkan
larutan L sebanyak 3 ml dengan asam asetat, kemudian didihkan sehingga timbul
gas dan bau yang menyengat dari pemanasan larutan tersebut. Lalu disaring
dengan kertas saring yang telah dibubuhi dengan Pb asetat 10 % kemudian
ditetesin dengan Na-nitroprosida sehingga didapatkan gumpalan-gumpalan berwarna
putih dari hasil penyaringan dan penetesan larutan tersebut.
b.
Nitrogen
pada
percobaan ini praktikan menggunakan larutan ninhidril sebagaai pengganti
larutan L. masukan larutan L kedalam tabung reaksi, tetesi FeSO4
sebanyak 5 tetesb1 tetes larutan FeCl3 dan 5tetes KF 10%. Tambahkan
1-2 ml larutan NaOH 10% kemudian didihkan sehingga mendapatkan larutan menjadi
berwarna hitam dan ketika diasamkan dengan asam
sulfat encer (20-25%) timbul warna kuning dipermukaan larutan dan
membentu endapan biru berlin.
c.
Halogen
uji halogen dilakukan utuk
mengetahui unsur halogen yang terdapat
didalam suatu sampel melalui endapan yang terbentuk. Uji halogen dilakukan
dengan mengasamkan larutan L dengan
larutan HNO3 dalam hal ini larutan L yang digunakan adalah putih telur yang dilarutkan dengan HCl. Jika
mengandung unsur N dan S dengan ciri-ciri adanya bau menyengat atau endapan
dari unsur nitrogen maka harus dididihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan
HCN atau H2S. kemudian tambahkan larutan AgNO3 encer
(5-10%). Didapatkan hasil berupa endapan berwarna hitam kecoklatan. Dengan
demikian terdapat unsur halogen dalam larutan tersebut.
8.2
Penentuan Kelas Kelarutan
8.2.1
kelarutan dalam air
Pada uji kelarutan dalam air
digunakan 5 bahan yang berbeda untuk menentukan kelarutannya. Tujuan digunakan
nya 5 bajan yang berbeda adalah untuk membandingkan hasil kelarutan dari
masing-masing bahan tersebut. Dimasukan sebanyak 0,1 gram gula kedalam tabung
reksi dan ditambahkan air suling sebanyak 3 ml lalu kocok dengan kuat- kuat
sehingga didapatkan hasil bahwa gula larut dalam air dan menghasilkan larutan
yang jernih (+), dimasukkan minyak sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling 3ml lalu
dikocok-kocok dan didapatkan hasilnya bahwa minya tidak larut dalam air dan
larutan keruh (-), putih telur dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes
ditambahkan 3 ml air suling dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan
putih telur tersebut tidak larut dalam air dan menghasilakan larutan keruh (-).
garam sebanyak 0,1 gram dimasukan kedalam tabung reaksi ditambhkan air suling
sebanyak 3ml kocok kuat-kuat hasil yang didapatkan adalah garam larut dalam air
dan menghasilkan warna jernih (+). Tepung dimasukan kedalam tabung reaksi yang
berisi air suling 3 ml lalu dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan
yang keruh dan tidak larut dalam air (-).
8.2.2
Kelarutan dalam Eter
Pada uji kelarutan dengan eter
dengan menggunakan bahan-bahan yang sama seperti diatas. Pada gula dimasukan
sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi ditambahkan eter dan dikocok kuat-kuat
sehingga didapatkan hasil gula tidak dapat larut dalam eter dan larutan jernih.
Minyak yang dicampurkan dengan eter pada tabung reaksi dikocok kuat-kuat
mendapatkan hasil minyak larut dalam eter dan larutan jernih (+). Putih telur
yang dicampurkan kedalam eter pada tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga
didapatkan hasil putih telur larut dalam eter dan larutan jernih (+). Garam
dicampurkan kedalam eter pada tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat menghasilkan
larutan yang tidak larut dengan eter dan larutan jernih. Tepung dicampurkan
dengan eter pada tabung reaksi dikocok dengan kuat-kuat sehingga didapatkan
hasil tidak larut dalam eter dan larutan keruh (-).
8.2.3
Kelarutan dalam NaOH
Pada uji kelarutan dalam NaOH, pada
gula dicampurkan dengan larutan NaOH 5% 3ml dikocok-kocok sehingga didapatkan
hasil gula larut dalam NaOh 5% dan larutan jernih (+). Pada minyak dicampurkan
larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi dikocok-kocok sehingga menghasilkan
minyak tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh (-). Pada putih telur dicampurkan
larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan
hasil putih telur tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh (-). Pada
garam dicampurkan dengan larutan NaOH 5% dikocok dengan kuat-kuat sehingga
menghasilkan larutan garam tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh
(-). Pada tepung diccampurkan dengan larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi
dikocok kuat-kuat sehingga warna yang dihasilkan larutan pada tepung tidak
larut dalam larutan NaOH 5% dan larutan keruh (-).
8.2.4
Kelarutan dalam NaHCO3
Pada
uji kelarutn dalam NaHCO3 bahan yang digunakan sama seperti diatas.
Pada gula dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi
kocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil gula tidak mengandung gas CO2.
Pada minyak dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi
dikocok kuat-kuat didapatkan hasil bahwa minyak tidak mengandung gas CO2.
Pada putih telur dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung
reaksi sehingga didapatkan hasil putih telur mengandung gas CO2.
Pada garam dicampurkan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi kocok
kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan tidak mengandung gas CO2. Pada
tepung dicampurkan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi dikocok
kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan tidak mengandung gas CO2.
8.2.5
Kelarutan dalam HCl
Pada uji kelarutan dalam HCl dilakukan pada bahan-bahan
yang sama seperti diatas. pada gula dicampurkan larutan HCl kedalam tabung
reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan jernih (+). Pada
minyak dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga
menghasilkan larutan jernih (+). Pada putih telur dicampurkan dengan HCl
kedalam tabung reaksi kocok dengan kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan
jernih (+). Pada garam dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi dikocok
kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada tepung dicampurkan
larutan HCl kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan
jernih (+).
8.2.6
Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Pada uji kelarutan ini dilakukan uji
pada gula dicampurkan dengan larutan H2SO4 pekat
dimasukan kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan
berwarna kuning kecoklatan (+). Pada minyak dicampurkan pada larutan H2SO4
pekat dimasukan kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan
larutan berwarna orange (+). Pada putih telur dicampurkan larutan H2SO4
pekat kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan
berwarna merah hati (+). Pada garam dicampurkan larutan H2SO4 pekat
kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan yang tak
berwarna (-). Pada tepung dicampurkan larutan H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat
sehingga menghasilkan larutan berwarna orange (+).
8.2.7
Kelarutan dalam H3PO4 pekat
Pada uji kelarutan ini dilakukan uji
pada beberapa bahan seperti yang telah dijelaskan diatas. Pada gula dicampurkan
larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat
sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada minyak dicampurkan larutan H3PO4
kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+).
Pada putih telur dicampurkan larutan H3PO4. Kedalam
tabung reaksi sehingga menghasilkan larytan jernih (+). Pada garam dicampurkan
larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan
larutan jernih dan terdapat endapan (+). pada tepung dicampurkan larutan H3PO4
kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan larutan jernih dan terdapat endapan
(+).
XI. Pertanyaan Pasca
Praktikum
1. Kenapa
pada saat menganalisa unsur halogen dengan menggunakan tes beilstein kawat
tembaga ditetesin n-heksana untuk menentukan warna nyala ?
2. Apa
yang menyebabkan putih telur tidak larut dalam NaOH sehingga menghasikan
larutan yang keruh ?
3. kenapa pada uji kelarutan gula tidak larut dalam eter sedangkan pada uji kelarutan dalam NaOH gula dapat larut ?
X. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktikum ini adalah :
1. Analisis
kualitatif yaitu proses dalam menentukan senyawa kimia yang terkandung dalam suatu
sampel yang tidak diketahui. Prinsip dasar analisa kualitatif adalah dengan
melakukan analisis suatu senyawa organic dengan menggunkan beberapa cara seperti
pemisahan, penegndapan dan sebagainya.
2. Tahapan
kerja yang digunakan dalam menganalisa karbon dan hidrogen yaitu dengan
menggunakan serbuk CuO dan gula yang dipanaskan sehingga aliran uap air dan
gelembung gas dapat menetukan unsur yang terkandung. Tahapan kerja dalam
menganalisa belerang,nitrogen dan halogen dapat dilakuakn dengan menggunakan
larutan L dalam hal ini bias diggantikan
dengan putih telur.
3. Menganalisa
senyawa unknow yang dilakukan pada identifikasi unsur belerang dan halogen dengan
menggunakan putih telur dan pada nitrogen menggunakan ninhidrin
XI . Manfaat
Dari praktikum yang dilakukan manfaat yang terkandung
yaitu banyakcara yang dapat dilakukan ketika bahan yang digunakan untuk
praktikum tidak tersedia. Bias dilakukan pergantian bahan seperti kulit telur
yang mengandung unsur S sehingga kulit telur tersebut sangat berguna dalam
mengganti larutan l pada penetuan nitrogen, sehingga praktikan tetap dapat
melakukan praktikum dengan lancer dan praktikan mendapatkan banyak ilmu baru
yang belum diketahui dari dilakukannya praktikum ini.
XII. Daftar Pustaka
Http://Syamsurizal.Staff.Unja.Ac.Id/2019/02/22/Analisis-Kualitatif-Senyawa-Organik/#More-36
diakses 26 januari 2020 pukul 20.00 wib
Noviarty dan Yusuf
Nampira. 2000. Penggunaan Spekrofluoritmeter Untuk Analisis Unsur
dalam
Larutan. ISSN 0852-4777
Wawan, B.R. 2009. Kimia
Berbasis Eksperimen 3. PT. Tiga Serangkai
Vogel,1985. Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman
Media Pustaka
Tim Penuntun Kimia Organik 1.
2016 Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi:
Universitas Jambi
XIII. Lampiran
Bahan yang digunakan saat praktikum
hasil kelarutan putih telur dengan berbagai pelarut
proses penambahan pelarut dalam suatu sampel
pembakaran kawat tembaga
penetesan larutan n-heksana pada kawat tembaga
untuk video percobaan dapat dilihat dari link berikut :
Assalamualaikum wr.wb.
BalasHapusPerkenalkan nama saya Fitrianty (A1C118032) akan menjawab pertanyaan nomor 2, dimana yang menyebabkan putih telur tidak larut dalam NaOH sehingga menghasilkan larutan yang keruh ialah karena konsentrasi larutan NaOH tersebut, dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH semakin keruh larutan yang dihasilkan karena pH putih telur > 10.
assalamualaikum. saya Diana Sari (A1C118096), akan mencoba menjawab pertanyaan No 3. Gula memiliki sifat polar sedangkan eter memiliki sifat nonp polar, apabila polar dan non polar dicampurkan maka larutan tersebut tidak larut tanpa adanya bantuan dari luar.
BalasHapusAssalammualaikum wr.wb
BalasHapusPerkenalkan nama saya Radiah (A1C118045)
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.1
Menurut saya, kawat tembaga harus ditetesi n-heksana terlebih dahulu supaya warna nyala yang dihasilkan dapat diamati dengan jelas. N-heksana itu sendiri berfungsi sebagai pelarut organik dan sebagai bahan yang bisa menahan agar kawat tembaga tidak terbakar dan dapat menghasilkan warna nyala yang dapat diamati ketika dipijarkan.
Semoga bisa membantu..
Terimakasih