Selasa, 04 Februari 2020


Laporan Praktikum Kimia Organik 1 – percobaan 1

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KUALITATIF  UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN




                  DISUSUN OLEH :
                 INDAH SYAFITRI
                      (A1C118018)


   DOSEN PENGAMPU :
    Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
                                                                           2020






     untuk mengetahui prosedur dari percobaan ini dapat dilihat dari link berikut ini
     https://indsyafitri16.blogspot.com/2020/01/



VII.      Data Pengamatan
7.1      Analisis Karbon
7.1.1  Karbon dan Hidrogen
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Dimasukan 1 gram serbuk CuO kering kedalam cawan porselin dan dipanaskan hingga mongering
Setelah dilakukan pemanasan tidak terjadi perubahan pada warna serbuk CuO hanya saja Serbuk Cuo menjadi kering
2
Tambahkan gula kedalam serbuk CuO yang telah dipanaskan
Gula menjadi meleleh
  3
Rangkai tabung pengalir, dan masukan pipa pengalir kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2  dan dipanaskan
Terdapat uap air dan gelembung-gelumbung gas pada tabung

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
  1
Panaskan kawat tembaga
Timbul warna kemerah-merahan pada kawat tembaga
  2
Teteskan kawat tembaga dengan n -heksana sebanyak 2 tetes dan panaskan
Munculnya warna nyala hijau pada kawat tembaga

b. Tes CaO
 No
Perlakuan
Hasil pengamatan
  1
Dipanaskan kulit telur yang telah ditambahkan HCl pekat dan 2 tetes n-heksana   
Larutan menjadi jernih
  2
Didihkan dengan 5-10 ml air suling dan tuangkan kedalam gelas kimia yang berisikan larutan HNO3 encer
timbul bau pada larutan tersebut dan timbulnya gelembung pada sekitaran kulit telur

7.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
a. Belerang
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
  1
didihkan Campurkan larutan L ( putih telur + HCl pekat) dengan asam asetat
Timbunya gas pada larutan dan bau menyengat pada larutan
  2
saring dengan menggunakan kertas saring yang telah ditetesi Pb-asetat 10% dan tambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
Terdapat gumpalan –gumpalan berwarna putih

b. Nitrogen
  No
Perlakuan
Hasil pengamatan
   1
Kedalam 3 ml larutan L ditambhkan 5 tetes larutan FeSO4, 1 tetes larutan FeCl3, 5 tetes KF 10% dan NaOH 10% dan didihkan
Larutan menjadi berwarna hitam
    2
Diasamkan dengan asam sulfat encer
Timbul warna kuning dibagianpermukaan larutan dan membentuk endapan biru berlin

c. Halogen
   No
Perlakuan
Hasil pengamatan
    1
Diasamkan larutan L( putih telut+ HCl) sebanyak 3 ml dengan larutan HNO3 encer dan tambahkan 5 ml AgNO3 encer
Terdapat endapan berwarna hitam kecoklatan

7.2 Penentuan kelas kelarutan
7.2.1 kelarutan dalam air
  No
Perlakuan
Hasil pengamatan
   1
Dimasukkan gula, ditambahkan air suling dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam air, dan larutan berwarna jernih (+).
   2
Dicampurkan minyak dengan air suling dan dikocok kuat-kuat
Minyak tidak larut dalam air, dan larutan berwarna keruh (-)
   3
Dicampurkan putih telur dengan air suling dan dikocok-kocok
Putih telur tidak larut dalam air, dan larutan berwarna keruh (-)
   4
Dicampurkan garam dengan air suling dan dikocok-kocok
Garam larut dalam air, dan larutan berwarna bening (+)
   5
Dicampurkan tepung dengan air suling dan dikocok-kocok
Tepung tidak larut dalam air, dan larutan keruh (-)

 7.2.2 kelarutan dalam eter
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
   1
Dimasukkan gula dengan eter dan dikocok kuat-kuat
Gula tidak larut dalam eter dan larutan berwarna jernih (-).
   2
Dicampurkan minyak dengan eter dan dikocok kuat-kuat
Minyak  larut dalam eter, dan larutan berwarna jernih (+)
   3
Dicampurkan putih telur dengan eter dan dikocok-kocok
Putih telur larut dalam eter, dan larutan berwarna jernih (+)
   4
Dicampurkan garam dengan eter dan dikocok-kocok
Garam tidak larut dalam eter, dan larutan berwarna jernih (-)
   5
Dicampurkan tepung dengan eter dan dikocok-kocok
Tepung tidak larut dalam eter, dan larutan keruh (-)

7.2.3 kelarutan dalam NaOH 5%
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
  1
Dicampurkan gula dengan NaOH 5%  dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam NaOH 5%  dan larutan berwarna jernih (+).
  2
Dicampurkan minyak dengan NaOH 5% dan dikocok kuat-kuat
Minyak  tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan berwarna keruh (-)
  3
Dicampurkan putih telur dengan NaOH 5% dan dikocok-kocok
Putih telur tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan berwarna keruh (-)
  4
Dicampurkan garam dengan NaOH 5% dan dikocok-kocok
Garam tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan berwarna keruh (-)
  5
Dicampurkan tepung dengan NaOH 5%  dan dikocok-kocok
Tepung tidak larut dalam NaOH 5%, dan larutan keruh (-)

7.2.4 kelarutan dalam NaHCO3
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Dicampurkan gula dengan NaHCO3 5%  dan dikocok kuat-kuat
Tidak menimbulkan gas  CO2 (-)
2
Dicampurkan minyak dengan NaHCO3 5% dan dikocok kuat-kuat
Tidak menimbulkan gas  CO2 (-)
3
Dicampurkan putih telur dengan NaHCO3 5% dan dikocok-kocok
Ada menimbulkan gas  CO2 (+)
4
Dicampurkan garam dengan NaHCO3 5% dan dikocok-kocok
Tidak menimbulkan gas  CO2 (-)
5
Dicampurkan tepung dengan NaHCO3 5%  dan dikocok-kocok
Tidak menimbulkan gas  CO2 (-)

7.2.5 kelarutan dalam HCl
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Dicampurkan gula dengan HCl 5%  dan dikocok kuat-kuat
Gula larut dalam HCl 5%  dan larutan berwarna jernih (+).
2
Dicampurkan minyak dengan HCl 5% dan dikocok kuat-kuat
Minyak  larut dalam HCl 5%, dan larutan berwarna jernih (+)
3
Dicampurkan putih telur dengan HCl 5% dan dikocok-kocok
Putih telur larut dalam HCl 5%, dan larutan berwarna jernih (+)
4
Dicampurkan garam dengan HCl 5% dan dikocok-kocok
Garam larut dalam HCl 5%, dan larutan berwarna jernih (+)
5
Dicampurkan tepung dengan HCl 5%  dan dikocok-kocok
Tepung larut dalam HCl 5%, dan larutan jernih (+)

7.2.6 kelarutan dalam H2SO4 pekat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
   1
Dimasukkan gula dengan H2SO4 pekat dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna kuning kecoklatan  (+).
   2
Dicampurkan minyak dengan H2SO4 pekat dan dikocok kuat-kuat
Larutan berwarna orange (+)
   3
Dicampurkan putih telur dengan H2SO4 pekat dan dikocok-kocok
Larutan berwarna merah hati dan panas  (+)
   4
Dicampurkan garam dengan H2SO4 pekat dan dikocok-kocok
Larutan keruh dan tidak berwarna (-)
   5
Dicampurkan tepung dengan H2SO4 pekat dan dikocok-kocok
Larutan berwarna orange (+)

7.2.7 kelarutan dalam H3PO4 pekat
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
   1
Dimasukkan gula dengan asam sulfat pekat dan dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih  (+).
   2
Dicampurkan minyak dengan asam sulfat pekat dan dikocok kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)
   3
Dicampurkan putih telur dengan asam sulfat pekat dan dikocok-kocok
Larutan menjadi jernih  (+)
   4
Dicampurkan garam dengan asam sulfat pekat dan dikocok-kocok
Larutan menjadi jernih dan terdapat endapan (+)
   5
Dicampurkan tepung asam sulfat pekat dan dikocok-kocok
Larutan menjadi jernih dan terdapat endapan (+)

VIII. Pembahasan


Senyawa organic memiliki peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan makhluk hidup. Dengan mengetahui peranan dari suatu senyawa penyusun maka kita dapat mengetahui kandungan dari suatu senyawa organik dan keragaman unsur penyusun suatu senyawa organic ditentukan oleh kereaktifan dan fungsi zat organic tersebut. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36)

8.1 Analisis Unsur
8.1.1 karbon dan hidrogen
            Pada praktikum ini, praktikan melakukan pengujian pada karbon dan hidrogen. Dengan  tujuan untuk mengidentifikasi unsur C dan H. hal yang harus dilakukan praktikan yaitu CuO dikeringkan dengan pemanas bunsen lalu dicampurkan gula kedalam CuO  sehingga gulatersebut meleleh. Kemudian rangkai pipa mengalir kedalam tabung reaksi yang berisiskan Ca(OH)2. panaskan kembali CuO dan gula tersebut sehingga gas yang mengalir bisa masuk kedalam tabung. Hasil dari pemanasan tersebut berupa uap air dan gelembung-gelembung gas didalam tabung reaksi. Berikut reaksi lengkap dari hasil percobaan diatas :
C12H22011 + 24CuO      Ă     12C02 + 11 H20 + 24Cu
CO2 + Ca(0H)2     Ă      CaCO3 + H2O
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uap air yang dihasilkan dari pemanasan CuO dan gula tersebut mengandung hidrogen dan gelembung – gelembung yang dihasilkan dari pemanasan CuO dan gula pada tabung reaksi mengandung  gas CO2. Oleh sebab itu gula dikatakan sebagai senyawa organic karena mengandung unsur C dan O.
8.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
            untuk mengetahui adanya unsur halogen dalam suatu  sampel dapat dilakukan dengan menggunakan tes beilstein.  Prinsip dasar dari tes beilstein dengam dilakukannya pemijaran dan menghasilkan warna nyala. Pada kawat tembaga dipanaskan terlebih dahulu sampai kemerah-merahan. Kemudian didinginkan dan ditetesi dengan CCl4 dalam hal ini praktikan ganti dengan n-heksana sebanyak 2 tetes, lalu dipanaskan kembali sehingga warna nyala dari kawat tembaga tersebut muncul dan menghasilkan warna nyala hijau saat dibakar.

b. Tes CaO
            Tes CaO dilakukan untuk mengetahui unsur halogen dalam sampel. Panaskan CaO karena keterbatasan bahan maka praktikan menggantinya dengan kulit telur yang diberikan HCl pekat dengan suhu yang tinggi dengan ditetesi n- heksana tunggu sampai dingin dan didapatkan hasilnya larutan menjadi  jernih. lalu panas kan air suling 5-10 ml dan campurkan kedalam larutan HNO3 encer dan timbul bau yang menyengat dan timbul gelembung-gelumbung dari hasil pemanasan campuran larutan tersebut.

8.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
a. belerang
            larutan L yang digunakan dalam praktikum ini adalah kulit telur yang ditetesin dengan HCl pekat. Asamkan larutan L sebanyak 3 ml dengan asam asetat, kemudian didihkan sehingga timbul gas dan bau yang menyengat dari pemanasan larutan tersebut. Lalu disaring dengan kertas saring yang telah dibubuhi dengan Pb asetat 10 % kemudian ditetesin dengan Na-nitroprosida sehingga didapatkan gumpalan-gumpalan berwarna putih dari hasil penyaringan dan penetesan larutan tersebut.

b. Nitrogen
pada percobaan ini praktikan menggunakan larutan ninhidril sebagaai pengganti larutan L. masukan larutan L kedalam tabung reaksi, tetesi FeSO4 sebanyak 5 tetesb1 tetes larutan FeCl3 dan 5tetes KF 10%. Tambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% kemudian didihkan sehingga mendapatkan larutan menjadi berwarna hitam dan ketika diasamkan dengan asam  sulfat encer (20-25%) timbul warna kuning dipermukaan larutan dan membentu endapan biru berlin.

c. Halogen
            uji halogen dilakukan utuk mengetahui  unsur halogen yang terdapat didalam suatu sampel melalui endapan yang terbentuk. Uji halogen dilakukan dengan mengasamkan larutan L  dengan larutan HNO3 dalam hal ini larutan L yang digunakan adalah  putih telur yang dilarutkan dengan HCl. Jika mengandung unsur N dan S dengan ciri-ciri adanya bau menyengat atau endapan dari unsur nitrogen maka harus dididihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan HCN atau H2S. kemudian tambahkan larutan AgNO3 encer (5-10%). Didapatkan hasil berupa endapan berwarna hitam kecoklatan. Dengan demikian terdapat unsur halogen dalam larutan tersebut.

8.2 Penentuan Kelas Kelarutan
8.2.1 kelarutan dalam air
            Pada uji kelarutan dalam air digunakan 5 bahan yang berbeda untuk menentukan kelarutannya. Tujuan digunakan nya 5 bajan yang berbeda adalah untuk membandingkan hasil kelarutan dari masing-masing bahan tersebut. Dimasukan sebanyak 0,1 gram gula kedalam tabung reksi dan ditambahkan air suling sebanyak 3 ml lalu kocok dengan kuat- kuat sehingga didapatkan hasil bahwa gula larut dalam air dan menghasilkan larutan yang jernih (+), dimasukkan minyak sebanyak 3 tetes kedalam tabung reaksi  dan ditambahkan air suling 3ml lalu dikocok-kocok dan didapatkan hasilnya bahwa minya tidak larut dalam air dan larutan keruh (-), putih telur dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes ditambahkan 3 ml air suling dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan putih telur tersebut tidak larut dalam air dan menghasilakan larutan keruh (-). garam sebanyak 0,1 gram dimasukan kedalam tabung reaksi ditambhkan air suling sebanyak 3ml kocok kuat-kuat hasil yang didapatkan adalah garam larut dalam air dan menghasilkan warna jernih (+). Tepung dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi air suling 3 ml lalu dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan yang keruh dan tidak larut dalam air (-).

8.2.2 Kelarutan dalam Eter
            Pada uji kelarutan dengan eter dengan menggunakan bahan-bahan yang sama seperti diatas. Pada gula dimasukan sebanyak 0,1 gram kedalam tabung reaksi ditambahkan eter dan dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil gula tidak dapat larut dalam eter dan larutan jernih. Minyak yang dicampurkan dengan eter pada tabung reaksi dikocok kuat-kuat mendapatkan hasil minyak larut dalam eter dan larutan jernih (+). Putih telur yang dicampurkan kedalam eter pada tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil putih telur larut dalam eter dan larutan jernih (+). Garam dicampurkan kedalam eter pada tabung reaksi dan dikocok kuat-kuat menghasilkan larutan yang tidak larut dengan eter dan larutan jernih. Tepung dicampurkan dengan eter pada tabung reaksi dikocok dengan kuat-kuat sehingga didapatkan hasil tidak larut dalam eter dan larutan keruh (-).

8.2.3 Kelarutan dalam NaOH
            Pada uji kelarutan dalam NaOH, pada gula dicampurkan dengan larutan NaOH 5% 3ml dikocok-kocok sehingga didapatkan hasil gula larut dalam NaOh 5% dan larutan jernih (+). Pada minyak dicampurkan larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi dikocok-kocok sehingga menghasilkan minyak tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh (-). Pada putih telur dicampurkan larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil putih telur tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh (-). Pada garam dicampurkan dengan larutan NaOH 5% dikocok dengan kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan garam tidak larut dalam larutan NaOH dan larutan keruh (-). Pada tepung diccampurkan dengan larutan NaOH 5% kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga warna yang dihasilkan larutan pada tepung tidak larut dalam larutan NaOH 5% dan larutan keruh (-).

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
                Pada uji kelarutn dalam NaHCO3 bahan yang digunakan sama seperti diatas. Pada gula dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil gula tidak mengandung gas CO2. Pada minyak dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat didapatkan hasil bahwa minyak tidak mengandung gas CO2. Pada putih telur dicampurkan dengan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi sehingga didapatkan hasil putih telur mengandung gas CO2. Pada garam dicampurkan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan tidak mengandung gas CO2. Pada tepung dicampurkan larutan NaHCO3 kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan tidak mengandung gas CO2.

8.2.5 Kelarutan dalam HCl
            Pada uji kelarutan dalam HCl dilakukan pada bahan-bahan yang sama seperti diatas. pada gula dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga didapatkan hasil larutan jernih (+). Pada minyak dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada putih telur dicampurkan dengan HCl kedalam tabung reaksi kocok dengan kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada garam dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada tepung dicampurkan larutan HCl kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+).
8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
            Pada uji kelarutan ini dilakukan uji pada gula dicampurkan dengan larutan H2SO4 pekat dimasukan kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan berwarna kuning kecoklatan (+). Pada minyak dicampurkan pada larutan H2SO4 pekat dimasukan kedalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan berwarna orange (+). Pada putih telur dicampurkan larutan H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan berwarna merah hati (+). Pada garam dicampurkan larutan H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan yang tak berwarna (-). Pada tepung dicampurkan larutan H2SO4  pekat kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan berwarna orange (+).

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
            Pada uji kelarutan ini dilakukan uji pada beberapa bahan seperti yang telah dijelaskan diatas. Pada gula dicampurkan larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada minyak dicampurkan larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi kocok kuat-kuat sehingga menghasilkan larutan jernih (+). Pada putih telur dicampurkan larutan H3PO4. Kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan larytan jernih (+). Pada garam dicampurkan larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan larutan jernih dan terdapat endapan (+). pada tepung dicampurkan larutan H3PO4 kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan larutan jernih dan terdapat endapan (+).

XI. Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Kenapa pada saat menganalisa unsur halogen dengan menggunakan tes beilstein kawat tembaga ditetesin n-heksana untuk menentukan warna nyala ?
2.      Apa yang menyebabkan putih telur tidak larut dalam NaOH sehingga menghasikan larutan yang keruh  ?
3.      kenapa pada uji kelarutan gula tidak larut dalam eter sedangkan pada uji kelarutan dalam NaOH gula dapat larut ?

X. Kesimpulan
           Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.      Analisis kualitatif yaitu proses dalam menentukan senyawa kimia yang terkandung dalam suatu sampel yang tidak diketahui. Prinsip dasar analisa kualitatif adalah dengan melakukan analisis suatu senyawa organic dengan menggunkan beberapa cara seperti pemisahan, penegndapan dan sebagainya.
2.      Tahapan kerja yang digunakan dalam menganalisa karbon dan hidrogen yaitu dengan menggunakan serbuk CuO dan gula yang dipanaskan sehingga aliran uap air dan gelembung gas dapat menetukan unsur yang terkandung. Tahapan kerja dalam menganalisa belerang,nitrogen dan halogen dapat dilakuakn dengan menggunakan larutan L  dalam hal ini bias diggantikan dengan putih telur.
3.      Menganalisa senyawa unknow yang dilakukan pada identifikasi unsur belerang dan halogen dengan menggunakan putih telur dan pada nitrogen menggunakan ninhidrin

XI . Manfaat
            Dari praktikum yang dilakukan manfaat yang terkandung yaitu banyakcara yang dapat dilakukan ketika bahan yang digunakan untuk praktikum tidak tersedia. Bias dilakukan pergantian bahan seperti kulit telur yang mengandung unsur S sehingga kulit telur tersebut sangat berguna dalam mengganti larutan l pada penetuan nitrogen, sehingga praktikan tetap dapat melakukan praktikum dengan lancer dan praktikan mendapatkan banyak ilmu baru yang belum diketahui dari dilakukannya praktikum ini.

XII. Daftar Pustaka
Noviarty dan Yusuf Nampira. 2000. Penggunaan Spekrofluoritmeter Untuk Analisis Unsur
         dalam Larutan. ISSN 0852-4777
Wawan, B.R. 2009. Kimia Berbasis Eksperimen 3. PT. Tiga Serangkai
Vogel,1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman
         Media Pustaka
Tim Penuntun Kimia Organik 1. 2016 Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi:
        Universitas Jambi

XIII. Lampiran



 Bahan yang digunakan saat praktikum

hasil kelarutan putih telur dengan berbagai pelarut

 proses penambahan pelarut dalam suatu sampel

pembakaran kawat tembaga 


 penetesan larutan n-heksana pada kawat tembaga



untuk video percobaan dapat dilihat dari link berikut :


                
                  
             

3 komentar:

  1. Assalamualaikum wr.wb.
    Perkenalkan nama saya Fitrianty (A1C118032) akan menjawab pertanyaan nomor 2, dimana yang menyebabkan putih telur tidak larut dalam NaOH sehingga menghasilkan larutan yang keruh ialah karena konsentrasi larutan NaOH tersebut, dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH semakin keruh larutan yang dihasilkan karena pH putih telur > 10.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum. saya Diana Sari (A1C118096), akan mencoba menjawab pertanyaan No 3. Gula memiliki sifat polar sedangkan eter memiliki sifat nonp polar, apabila polar dan non polar dicampurkan maka larutan tersebut tidak larut tanpa adanya bantuan dari luar.

    BalasHapus
  3. Assalammualaikum wr.wb
    Perkenalkan nama saya Radiah (A1C118045)
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no.1
    Menurut saya, kawat tembaga harus ditetesi n-heksana terlebih dahulu supaya warna nyala yang dihasilkan dapat diamati dengan jelas. N-heksana itu sendiri berfungsi sebagai pelarut organik dan sebagai bahan yang bisa menahan agar kawat tembaga tidak terbakar dan dapat menghasilkan warna nyala yang dapat diamati ketika dipijarkan.
    Semoga bisa membantu..
    Terimakasih

    BalasHapus