Selasa, 11 Februari 2020


Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 – percobaan 2

JURNAL PRAKTIKUM
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH
  

                       DISUSUN OLEH :
                   INDAH SYAFITRI
                         (A1C118018)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

                         

                          I.       Judul                    : Kalibrasi Termometer dan Menentuan Titik Leleh
                       II.       Hari/Tanggal        : Rabu / 12 Februari 2020
                    III.       Tujuan                  : Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1.    Dapat memahami prinsip – prinsip dasar dalam penentuan titik       leleh senyawa organik
2.    Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk     penentuan titik leleh suatu senyawa murni
3.    Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan             senyawa yang tidak murni
4.    Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang   diberikan sebagai sampel
                    IV.            Landasan Teori
                                Thermometer dapat mengukur suhu dalam kondisi dingin, biasa maupun panas baik dalam wujud cair, padat, ataupun uap. Hasil pengukuran dari thermometer dapat berupa ketepatan dan keakuratan yang sangat menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan praktikan.ketika kita akan menggunakan sebuah ytermometer kita harus mengetahui terlebih dahulu thermometer tersebut dapat digunakan dengan baik atau tidak sehingga kita bisa menanggulangi ketika thermometer yang digunakan rusak. Kerusakan dapat diketahui salah satunya dengan menkalibrasi terlebih dahulu thermometer tersebut. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/
                      Ketika fasa padat dan fasa cair suatu senyawa telah mencapai kesetimbangan pada tekanan 1 atm maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai titik leleh senyawa murni. Proses pelelehan yang terjadi dalam keadaan setimbang akan memerlukan waktu dan perubahan suhu. Murni atau tidak nya suatu senyawa akan berpengaruh terhadap titik leleh senyawa tersebut. (tim penuntun kimia organik, 2016). 
                      Ketika titik leleh suatu senyawa telah kita tentukan maka kita dapat menentukan kemurnian suatu zat. Dimana semakin tinggi titi lelleh suatu senyawa maka kemurnian zat tersebut semakin tinggi. Segolong atau tidaknya suatu senyawa titik lelehnya belum tentu sama karena keelektronegativan suatu senyawa berbeda (arsyad, 2010).
         Ketika suatu senyawa organik telah mencapai titik leleh senyawa tersebut maka 
akan menjadi mudah untuk diamati sebagai suhupada saat meleleh. Suhu titik leleh
yang tajam disebut sebagai  suhu senyawa murni hampir tetap pada saat meleleh, suhu
nya sekitar 127- 128 derajat celsius atau 180-180 derajat celsius. Dan suhu untuk cuplikan
murni 123-126  atau 178-180 derajat celsius terjadi penurunan titik leleh mungkin
diakibatkan karena adanya zat pengotor (syukri, 2003).   
             Menurut saiful (2011) banyak factor yang menyebabkan suatu zat dapatmeleleh 
dengan cepat dan lambat , diantaranya:
1.     suatu Kristal sangat berpengaruh terhadap proses meleleh.
2.     Banyak nya sampel yang digunakan akan berpengaruh terhadap melelehnya suatu 
      zat dan sebaliknya
3.     Adanya senyawa lain  

                       V.            Alat dan Bahan
5.1  Alat
a.  Labu Erlenmeyer
b. Termometer
c.  Pemanas
d.Pipa gelas kapiler
e. Stick
5.2   Bahan
a.      es batu
b.     air
c.      gabus
d.     sampel zat murni (naftalen,glukosa, alpha-nattol, asam benzoate dan maltose)
                     VI.            Prosedur Kerja
            6.1     Kalibrasi Termometer
Ø   Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu Erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi
Ø     Dimasukan thermometer hingga ujung nya menyentuh campuran es + air
Ø  Disumbat mulut labu Erlenmeyer dengan gabus, sehingga campuran tersebut terisolasi dari udara luar
Ø    Dicatat batas bawah skala thermometer
Ø    Diangkat thermometer dan diulangi lagi prosedur diatas
Ø    Dirancang kembali alat dengan mengisi 2/5 bagian Erlenmeyer dengan aquades
Ø  Dimasukan thermometer hingga tepat 1 cm diatas permukaan air, sumbat dan usahakan thermometer berada dalam posisi tegak/vertical
Ø  Dilakukan pemanasan dan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi
Ø    Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi

            6.2      penentuan titik leleh
Ø  Diambil pipa gelas kapiler
Ø  Dibakar ujung sehingga tertutup
Ø Dimasukan sampel zat murni atau campuran dari ujung yang lain. Dipadatkan dengan bantuan stiek yang berlobang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dalam 2 mm.
Ø Diikat pipa kapiler yang berisi sampel dengan thermometer menggunakan benang
Ø Dimasukan alat kedalam Erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan subat dengan gabus mulut Erlenmeyer
Ø Dipanaskan perangkat alat secara perlahan dsn catat suhu saat tepat dan zat molekul
Ø  Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak 2 kali untuk tiap sampel yang diberikan
Sampel murni dterdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naflol, asam benzoat, dan maltose
Ø   Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa dengan propisi 1:1, 1: 3, dan 3.1

            6.3       Demonstrasi titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)    
Ø  Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm
Ø  Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas yang terdapat tiga lubang yang diameternya 3 mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan dua lubang lain diisi dengan pipa kapiler kosong (blanko)
Ø Dihubungkan alat dengan tombol listrik on-kan. Variable suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu. Pegamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variable suhu saat zat sudah meleleh.
   
link nya dapat diakses
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
Pertanyaan :

1. Kenapa menggunakan metode tapping dalam proses memindahkan padatan dari pipa kapiler   
     terbuka ke pipa kapiler tertutup?
2. Kenapa harus menggunakan pipa kapiler sebagai salah satu alat yang digunakan dalam uji titik       
    leleh? 
3. Kenapa suhu berpengaruh terhadap titik leleh suatu senyawa?







































4 komentar:

  1. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
    Perkenalkan nama saya Adriyan Wijaya putra
    NIM A1C118035
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor satu
    Menurut saya alasan digunakan metode tapping adalah agar memindahkan zat yang ada di pipa kapiler terbuka ke pipa kapiler tertutup.
    Sekian semoga membantu.
    Wassamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr.wb Saya Hesti Nurmelis dengan NIM A1C118090 akan menjawab pertanyaan no 2. Jadi pipa kapiler berperan dalam uji titik leleh karena digunakan untuk memasukkan sampel yang akan diuji menggunakan melting point. Agar sampel dapat padat tanpa udara didalam pipa kapiler. Karena ini mempengaruhi uji titik leleh. Terimakasih

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wr wb , saya NADA FITRI RAHMAN , NIM : A1C118057. KELAS REG.A 18 PENDIDIKAN KIMIA FKIP ,UNJA .
    Saya ingi mencoba menjawab pertanyaan indah nih yang nomor 3
    Mengenai mengapa suhu berpengaruh terhadap titik leleh suatu senyawa ,nah itu karena titik leleh dari suatu senyawa itu dilihat dari suhu , karena pada umumnya pelelehan itu mulai terjadi hampir sama dengan suhu dimana zat telah meleleh seluruhnya.
    Terimakasih 😊

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wr wb , saya NADA FITRI RAHMAN , NIM : A1C118057. KELAS REG.A 18 PENDIDIKAN KIMIA FKIP ,UNJA .
    Saya ingi mencoba menjawab pertanyaan indah nih yang nomor 3
    Mengenai mengapa suhu berpengaruh terhadap titik leleh suatu senyawa ,nah itu karena titik leleh dari suatu senyawa itu dilihat dari suhu , karena pada umumnya pelelehan itu mulai terjadi hampir sama dengan suhu dimana zat telah meleleh seluruhnya.
    Terimakasih 😊

    BalasHapus