Selasa, 17 Maret 2020


Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 – percobaan 5

JURNAL PRAKTIKUM
REAKSI – REAKSI ALDEHID DAN KETON



DISUSUN OLEH :
INDAH SYAFITRI
(A1C118018)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

                          I.       Judul                    : Reaksi-Reaksi Aldehid Dan Keton
                       II.       Hari/Tanggal        : Rabu / 18 Maret 2020
                    III.       Tujuan                  : Adapun tujuan percobaan ini adalah :
1.    Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2.    Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3.    Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton.
                    IV.            Landasan Teori
           Aldehid dan keton memiliki kesamaan pada gugus, dimana keduanya memiliki gugus karbonil C=O. keduanya memiliki sifat reaksi yang sama. Selain memiliki persamaan, aldehid dan keton juga memiliki perbedaan diantaranya aldehid lebih cepat berekasi disbanding keton jika direkasikan dengan oerekasi yang sama. Dikarenakan pada aldehid atom karbon karbonil nya kurang terlindungi berbanding terbalik dengan keton. Aldehid dapat mengalami reaksi oksidasi sedangkan keton tidak mengalami hal tersebut ( Tim kimia fisik, 2016).
         Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat aldehid diantaranya, oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam dari glikol, hidroformilasi alkane, reaksi stepstrus dan lain-lain. Pembuatan aldehid yang banyak digunakan yaitu oksidasi alcohol primer (Raymond, 2009).
         Ketika atom karbon dan sati atom hidrogen berikatan membentuk suatu ikatan ganda dua maka disebut dengan gugus karbonil. Yang mana gugus ini menjadi gugus fungsi yang sering dialam dan terdapat dalam karbohidrat. Pada aldehid dan keton sering ditemui gugus karbonil. Bau yang ditimbulkan pada aldehid dan keton memiliki ciri khas. Dimana bau yang dihasilkan dari aldehid berbeda dengan keton ( Marta, 2002).
        Aldehid merupakan senyawa organik yang mengandung gugus –CO namanya diturunkan dari asam yang terbentuk bila senyawa dioksidan lebih lanjut. Aldehid diperoleh pada pengoksidasian sebagai alkohol primer. Misalnya etil alkohol bila dioksidan menjadi asetaldehid yang bila dioksidasi lagi akan menjadi asam asetat. Sedangkan keton senyawa dengan gugus karbonil terikat pada dua gugus radikal hidrokarbon. Keton yang paling sederhana adalah aseton. Aseton merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar, mempunyai bau dan rasa yang khas, digunakan sebagai pelarut dalam industri dan laboratorium (Petrucci, 2006).
      Pada aldehid dan keton kita harus memahami prinsip dasar nya yaitu, aldehid dan keton dikatakan molekul polar yang memiliki ikatan karbonil yang dapat menyebabkan terjasinya momen dipol diantara ikatan karbon dan hidrogen hal ini berakibat pada meningkatnya titik didih senyawa karbonil dibandingkan alkena yang memiliki berat molekul yang sama.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/
                       V.            Alat dan Bahan
5.1    Alat
1.        Tabung reaksi.
2.        Pipet tetes.
3.        Pengaduk.
4.        Penangas.
5.        Erlenmeyer.
6.        Corong Hirsch.
7.        Tabung reaksi besar.
8.        Lemari es.
9.        Thermometer.
10.    Alat refluks.
11.    Corong Buchner.
12.    Labu 50 ml
5.2   Bahan
1.        Perak nitrat 5%.
2.        Larutan NaOH 5%.
3.        Ammonium hidroksida 2%.
4.        Benzyl aldehida.
5.        Aseton.
6.        Sikloheksanon.
7.        Formalin.
8.        Natrium sitrat.
9.        Natirum karbonat.
10.    Aquadest.
11.    CuSO4.5H2O
12.    Garam Rochelle.
13.    NaOH 10%.
14.    Formaldehida.
15.    N – heptanaldehida.
16.    NaHSO3.
17.    Es batu.
18.    Etanol.
19.    HCl pekat.
20.    Fenilhidrazrin.
21.    Methanol.
22.    2, 4 dinitrofenilhidrazin.
23.    Hidroksilamin HCL.
24.    Natrium asetat trihidrat.
25.    Sikloheksanon – oksim.
26.    Ralium iodide.
27.    Iodium.
28.    Isopropanol.
29.    2 – pentanon.
30.    3 – pentanon.
31.    Asetaldehid.
32.    Krotonaldehid.
33.    NaOH 17%.

                    VI.            Prosedur kerja
            6.1 uji cermin kaca , tollens
a.      Disiapkan empat tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens
b.   Di uji dengan benzaldehid, aseton, sikloheksana, dan formalin dengan menambahkan dua tetes bahan tersebut kedalam tabung uji.
c.     Diaduk campuran dan diidamkan selama 10 menit. Bila tidak bereaksi, panaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit
d.      Diamati apa yang terjadi

         6.2 uji fehling dan benedict
a.       Dimasukan kedalam masing-masing empat tabung relasi 5 ml pereaksi benedict.
b.      Larutan B= 346 gr natrium kalium tartat atau garam Rochelle didalam larutan NaOH 10 %
c.       Kedalam masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes bahan yang akan diuji
d.      Ditempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5-10 menit.
e.       Di uji formaldehid, n- heptanaldehid, aseton dan sikloheksanon

         6.3 adisi bisulfit
a.       Dimasukkan 5 ml larutan NaHSO3 jenuh kedalam Erlenmeyer
b.      Dinginkan larutan dalam es
c.       Ditambahakan 25 ml aseton tetes demi setetes
d.      Seteah 5 menit tambahkan 10 ml etanol untuk memulai kristalisasi
e.       Disaring Kristal dengan corong hirsch
f.    Amati apa yang terjadi bila krital dalam tabing reaksi tambahkan beberapa tetes HCl pekat

6.4 pengujian dengan fenilhidrazin
a.       Dimasukkan 5 ml fenilhidrazin dalam tabung reaksi
b.      Dimasukkan 10 tetes bahan yang akan diuji
c.       Tutup tabung reaksi dan guncang dengan kuat selama 1-2 menit gingga Kristal
d.      Disaring Kristal dengan coong Hirsch
e.       Cuci dengan sedikit air dan rekristalisasi dengan sedikit metanol dan etanol
f.       Dikeringkan dan tentukan titik lelehnya
g.      Dilakukan pengujian terhadap benzaldehid dan sikloheksanon
h.      Dengan cara yang sama , gunakan 2-4 dinitrofenilhidrazin
i.        Dibuat turunan benzaldehid dan sikloheksanon
j.        Tentukan titik lelehnya

         6.5 pembuatan oksim
a.     Dilarutkan 1 gr hidroksilamin HCl dan 1,5 gr natrium asetat trihidrat didalam 4 ml air   pada Erlenmeyer
b.      Dipanaskan larutan sampai 35
c.       Ditambahkan sikloheksanon
d.      Tutup labu dan goncangkan selama 1-2 menit
e.       Pada waktu mana zat padat siklohesanon-oksim terbentuk
f.       Dinginkan labu dalam lemari es
g.      Saring Kristal dari corong Hirsch
h.      Cuci dengan air es 2ml
i.        Keringkan dan tentukan titik lelehnya

         6.6 reaksi haloform
               a.        Dimasukkan 5 tetes asetin dalam 3 ml larutan NaOH 5%
               b.        Ditambahkan 10 ml larutan iodium
               c.        Dogoncangkan sampai warna coklat tidak hilang lagi
               d.         iodoform yang berwarna kuning akan mengendap dan baunya yang khas
               e.        pengujian dilakukan terhadap isopropanol, 2- pentanon, 3-pentanon

         6.7 kondensasi aldol
a.       tambahkan 0,5 ml asetaldehid pada 4 ml larutan NsOH 1 %
b.      goncangkan dan catat baunya
c.       didihkan campuran reaksi selama 3 menit
d.      catat hati-hati bau tengik dari krotanaldehid
e.       disusun peralatan untuk merefluks
f.       dalam labu 50 ml tempatkan ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid, dan 5 ml larutan NaOH 5 %
g.      Campurkan direfluks selama 5 menit
h.      Dinginkan labu dan kumpulkan kristal dengan corong buchner
i.        Bisa di rekristalisasi dengan etanol
j.        Tentukan titik didihnya

link video :
https://www.youtube.com/watch?v=1yOszO-tHHs&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=nDglRuHBTkw





Pertanyaan :
1. Kenapa ketika campuran reagen tollens dan sampel yang tidak menghasilkan reaksi, dilakukan pemanasan ? apa fungsi dari pemanasan tersebut?
2. Bagaimana cara kita mengetahui suatu sampel sudah bereaksi atau belum dengan larutan lain ?
3. Pada video kedua  pada larutan gula yang dicampurkan larutan fehling A dan fehling B  yang kemudian dipanaskan tidak menghasilkan perubahan warna sedangkan pada larutan glukosa yang dicampur dengan larutan fehling A dan fehling B  yang dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi merah bata. pertanyaannya kenapa pada larutan gula tidak terjadi perubahan warna ?

    

Selasa, 10 Maret 2020

Laporan Praktikum Kimia Organik 1 – percobaan 4

LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI-REAKSI HIDROKARBON



                       DISUSUN OLEH :
                   INDAH SYAFITRI
                         (A1C118018)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

                                                              UNIVERSITAS JAMBI
                                                                                  2020




VII. Data pengamatan
7.1 brom dalam karbon tetraklorida
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
1 mL alkana +15 mL brom digoncang an ditempatkan pada tempat gelap dan ditutup.
Warna larutan tetap tidak berubah (kuning) dan lebih jernih.
2.
1 mL alkana + 15 mL brom digoncang dan ditempatkan pada tempat terang
Warna lautan kuning (lebih gelap) dan timbul asap
3.
1 mL dietil eter + 15 mL brom digoncang dan ditutup .
Terbentuk L1 dan L2 yang berturut-turut eter dan brom serta timbul asap.
4.
1 mL dietil eter + 15 tetes benzene digoncang dan ditutup.
Timbul asap dan larutan menjadi keruh

7.2 Brom
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Pada tabung 1 dimasukkan 1 mL benzene + 3 tetes Brom, kemudian dipanaskan dalam penangas.
Timbul uap( tidak tersisa).
2.
Pada tabung 2 dimasukkan 1 mL benzene + paku+ 3 tetes brom, kemudian dipanaskan dalam penangas .
Tidak timbul uap ( masih tersisa benzene dalam tabung.

7.3    Larutan Kalium Permanaganat
No.
Perlakuan
Hasil pegamatan
1.
Tabung reaksi 1 dimasukkan 1mL kalium permanganat + 5 tetes n-heksana, dan digoyang
Terbentuk warna larutan ungu tampak kemerahan
2.
Tabung 2 dimasukkan 1 mL kalium permanganat + 5 tetes eter, dan digoyang
Terbentuk warn larutan ungu kemerahan
3.
Tabung 3 dimasukkan 1 mL benzena + 2 mL kalium permanganat, dan digoyang
Warna larutan ungu, akan tetapi terbentuk dua lapisan

7.4         Asam sulfat pekat
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Tabung 1 dimasukkan 2 mL asam sulfat +10 tetes eter kemudian digoncang
Campuran berwarna jingga dan terasa panas pada saat digoncang
2.
Tabung 2 dimasukkan 2 mL H2SO4 + 10 tetes n-heptana, lalu digoncang
Campuran tidak saling melarutkan yang menyebabkan terbentuknya 2 lapisan (lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah agak keruh )

7.5         Asam Nitrat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung 1 dimasukkan 4 mL asam nitrat + 0,5 mL benzene, dimasukkan batu didih, kemudan dididihkan, dan dituang larutan kedalam es
Ketika bercampur timbul asap, gelembung. Ketika dididihkan berwarna bening, pada saatdituang kedalam es timbul asap dan bau menyengat (larutan keruh)
2.
Tabung 2 dimaukkan 4 mL aam nitrat + eter, diberi batu diidh, lalu dipanaskan dan dituang larutan kedalam es
Ketika bercampur timbul gelembung. Pada saat dipanaskan timbul warna orange, asap, serta bau menyengat. Pada saat dituang kedalam es larutan menjdi bening serta memberikan bau bayclin.

7.6     Bahan tak dikenal
a. bahan yang tak dikenal 1
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung 1 direaksikan sampel x + H2SO4
Terbentuk 2 lapisan (lapisan bawah bening dan lapisan keruh)
2.
Tabung 2 direaksikan sampel x + HNO3
Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas dan bawah bening, cuman ada garis yang memisahkan larutan)
3.
Tabung 3 direaksikan sampel x + air
Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas seperti butir-butir air dan lapisan bawah bening)
4.
Tabung 4 direaksikan sampel x + CHCl3
Keruh
5.
Tabung 5 direaksikan sampel x + KmnO4
Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas bening dan lapisan bawah ungu)

b. Bahan yang tak dikenal 2
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Tabung 1 direaksikan sampel + KmnO4
Terbentuk endapan coklat
2.
Tabung 2 direaksikan sampel + HBr
Terdapat busa dibagian atas sampel y dan warna larutan memudar dan ketika didiamkan larutan berubah warnanya dan Terbentuk 2 lapisan (lapisan atas dan bawah kuning, dibagian bawah putih
3.
Tabung 1 direaksikan sampel y + H2SO4
Larutan berwarna coklat kehitaman
4.
Tabung 2 direaksikan sampel + HNO3
Larutan berwarna coklat

VIII. Pembahasan
Pada percobaan ini kita melakukan praktikum tentang hidrokarbon, yang mana hidokarbon itu adalah senyawa yang terdiri dari atom C dan H. senyawa –senyawa hidrokarbon dianataranya adalah alkana, alkena, dan alkuna. Dalam kehidupan keseharian kita tek terlepas dari senyawa hidrokarbon, diantaranya ketika kita memasak, ketika kita menggunakan kendaran bermotor yang mana bahan bakar yang digunakan mengandung senyawa karbon. Pada kehidupan sehari-hari proses penggunaan atau pun pemanfaatan senyawa hidrokarbon tersebut dapat melalui reaksi pembakaran sempurna ataupun pembakaran tidak sempurna. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/

 8.1 brom dalam karbontetraklorida
Pada percobaan ini kita menggunakan cahaya untuk dapat melihat perbandingan larutan. Diamana larutan yang memiliki komposisi yang sama akan diletakkan ditempat yang berbeda sehingga akan terlihat perbandingan dari kedua tempat tersebut. tujuan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat laju reaksi. Dapat dikatakan berhasil ketika larutn membentuk gas HBr yang ditandai dengan timbuknya asap pada saat peniupan larutan. Pada percobaan ini, praktikan memsasukan 1 ml alkana kedalam masing -masing tabung reaksi dengan ditambahkan 15 tetes brom dan kemudian digoncang lalu diletakan masing –masing larutan ketempat yang terang dan satu lagi di tempat yang gelap. Sehingga dapat dilihat perbedaan dari kedua tempat tersebut. Dapat diketahu dari hasil yang didapatkan bahwa larutan yang diletakkan ditempat gelap warna pada larutan tidak mengalami perubahan ( tetap) dan larutan lebih jernih  sedangkan larutan yang diletakkan ditempat terang, warna larutan kuning dan lebih gelap dan ketika ditiup timbul asap. Timbulnya asap pada larutan menandakan adanya hidrogen bromide yang terkandung didalam larutan. Dan praktikan juga mekukan uji pada larutan sikloheksana, kaan tetapi dikarenakan keterbatasan bahan dilab praktikan menggantinya dengan dietil eter, sehingga uji dilakukan dengan memasukan dietil eter kedalam tabung reaksi yang ditambahkan dengan 15 tetes brom kemudian larutan digoncang . dari hasil pengamatan larutan tersebut tidak bercampur melainkan terbentuk 2 lapisan dan timbul asap pada larutan tersebut. Dan dilakukan uji juga anataran 1 ml benzena dengan 1 ml brom lalu kemudian digncang dan didapatkan hasil bahwa laruutan menimbulkan asap dan juga larutan mnejadi keruh.

9.2 brom
Pada percobaan ini praktikan melakukan uji brominasi dengan memasukkan 1 ml larutan benzena kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes brom lalu dipanaskan dan didapatkan hasil terjadinya penguapan pada larutan tersebut secara keseluruhan sehingga tak tersisa.  Dan pada uji yang kedua, dilakukan hal yang sama dengan uji brominasi yang pertama akan tetapi pada uji yang kedua ditambahkan dengan paku. Didapatkan hasil pengamatan bahwa ketika dimasukan paku kedalam larutan lalu dipanaskan tidak terjadinya penguapan secara menyeluruh akan tetapi masih tersisanya benzena dalam tabung.

9.3 larutan kalium permanganat
            Pada percobaan ini dimasukkan 1 ml kalium permangat kedalam tabung reaksi 3 tanung rekasi. Kemudian ditambahkan 5 tetes n- heksana pada tabung reaksi 1. Hasil yang didapat yaitu terbentuk larutan berwarna ungu tampak kemerahan. pada tabung reaksi 2 ditambahkan eter didapatkan hasil warna larutan ungu kemerahan dan pada tabung reaksi 3 ditambahkan benzena didapatkan hasil terbentuk nya 2 lapisan pada larutan tersebut. Terbentuknya 2 lapisan disebabkan perbedaan kepolaran dari kedua larutan, dimana benzena berdifat non polar sedangkan KMnO4 bersifat polar. Uji dengan kalium permanganat juga disebut dengan uji Baeyer yang mana uji ini bertujuan untuk mengetahui keraktifan senyawa hidrokarbon terdahap oksidator kuat. Oksidator kuat tersebut ialah KMnO4.

9.4 asam sulfat pekat
            Pada percobaan ini dimasukkan 2 ml asam sulfta pekat pada kedua tabung reaksi, pada tabung reaksi 1 ditambahkan dengan 10 tetes eter  kemudian digoncang dan setelah diamati campuran berwarna jingga dan terasa panas pada saat digoncang.pada tabung 2 ditambahkan 10 tetes n-heptana kemudian digoncang didapatkan hasil kedua larutan tidak saling melarut sehingga terbentuk 2 lapisan yang mana bagian atas berwarna bening dan bagian bawah berwarna keruh.

9.5 asam nitrat
Pada uji asam nitrat ini, pada kedua tabung reaksi masing-masing ditambahkan 4 ml asam nitrat. Pada tabung 1 ditambahkan 0,5 ml benzene dan batu didh lalu dididihkan kemudian dituangkan kedalam es. Setelah diamati didapatkan hasil bahwa ketika bercampur timbul asap pada tabung reaksi, timbul gelembung dan ketika mendidih larutan berwarna bening dan saat dituangkan kedalam gelas piala yang berisikan es larutan tersebut kembali berasap dan timbul bau menyengat dan larutan menjadi keruh. Pada tabung 2 ditambahkan eter dan batuh didih , perlakuan sama seperti tabung 1 , dan didapatkan hasil bahwa ketika lartan bercampr timbul gelembung- gelembung pada lartan dan ketika dipanaskan larutan menjadi berwarna orange, timbul asap, serta bau menyengat. Dan padasaat dituangkan kedalam es arutan menjadi bening dan menimbulkan bau seperti bayclin.

9.6 bahan tak dikenal
Pada uji bahan yang tidak dikenal, praktikan menggunakna dua bahan yang disimbolkan dengan x dan y. dimana ketika larutan x ditambahkan dengan, pertama H2SO4  terdapat 2 lapisan dimana lapisan bagian atas berwana bening dan bagian bawah berwarna keruh. Kedua ditambahkan dengan HNO3 terbentuk 2 lapisan yang mana terdapat pembatas yang memisahkan kedua larutan. Ketiga ditambahkan air, larutan juga terbetuk 2 lapisan yang memisahkan kedua larutan. Keempat, ditambahkan kloroform larutan bercampur membentuk lingkaran seperti cincin. Hal ini disebabkan kloroform dan larutan x bersifat nonpolar sehingga larutan tersebut bercampur membentuk lingkan seperti concin yang mennadakan larutan x tersebut adalah benxen. Kelima, ditambahkan dengan KMnO4 pada larutan ini terbentuk 2 lapisan juga dimana lapisan bagian atas bening dan bagian bawah berwarna ungu. pada larutan yang tidak tercampur tersebut dikarenakan kedua larutan memiliki sifat kepolaran yang berbeda.

            Pada uji dengan menggunakan senyawa tak dikenal yang disimbolkan dengan y. dimasukan larutan y dengan perbandingan 2: 2. Pertama, ditambahkan KmnO4 , hasilnya ialah terdapat endapan coklat. Kedua ditambahkan HBr , didapatkan hasil adanya busa dibagian atas yang mana warna larutan y memudar dan ketika didiamkan warna tersebut berubah membentuk 2 lapisan. Pada bagian atas berwarna kuning dan dibagian bawah berwarna putih. Ketiga, ditambhakan H2SO4, didapatkan hasil larutan berwarna coklat kehitaman. Dan keempat, ditambahkan HNO3 larutan bercampur menghasilkan warna coklat. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan y merupakan larutan jenuh dikarenakan adanya endapan nerwarna coklat pada KmnO4.

IX. Pertanyaan Pasca Praktek
1.  Pada percobaan brom dalam karbon tetraklorida, pada 2 tabung reaksi dimasukkan larutan 1 ml alkana dan 15 tetes brom , setelah d guncangkan diletakkan ditempat yang gelap dan satu lagi diletakkan ditempat yang terang, kenapa hasil yang didapatkan berbeda padahal larutan yang digunakan sama ?
2. Bagaimana kita dapat menentukan nama atau larutan yang terkandung didalam bahan yang tak dikenal.?
3. Pada percobaan asam sulfat pekat, ketika H2SO4 diteteskan dengan n-heptana larutan tidak bercampur melainkan larutan tersebut membentuk 2 lapisan , kenapa hal tersebut bisa terjadi?

X. Kesimpulan
     Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah ;
1.    Senyawa allifatik dan senyawa aromatic tidak larut dala pelarut polar.
2.    Terdapat beberapa reaksi kimia diantaranya reaksi subsitusi, adisi dan reaksi pembakaran

3.  Teknik  atau cara yang digunakan pada pengujian senyawa hidrokarbon tergantung senyawa yang digunakan.

XI. Manfaat

      Dengan melakukan percobaan ini, praktikan dapat mengetahui bagaimana hasil percampuran dari kedua larutan yang dicampurkan, dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap larutan. Dan dapat mngetahui bagaimana cara menguji larutan yang tidak diketahui sebelumnya.

XII. Daftar Pustaka
Fessenden. 1997. Kimia Organik Dasar. Jakarta : Erlangga
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/
Setyawan, R. 2004. Perombakan Senyawa Hidrokarbon ArOMATIK Polisiklik  (Naftalen) pada kalor tinggi oleh Pseudomonas. Vol 7. Yogyakarta :Universitas Veteran 
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jambi :

Universitas Jambi

XIII. Lampiran
alat dan bahan yang akan digunakan

hasil yang didapatkan dari penambahan kalium permanganat dari beberapa zat

hasil yang didapatkan dari identifikasi pada bahan tak dikenal

perbandingan hasil yang didapatkan dari eter + kalium permanganat dan n- heksana + kalium permanganat


proses penetesan kalium permanganat kedalam larutan

klik link dibawah ini untuk melihat video percobaan ini :
https://youtu.be/KHW90zWyLO4