PEMURNIAN GARAM
DAPUR
Pemurnian garam adalah salah
satu upaya untuk menghilangkan impuritis (pengotor) yang menempel pada kristal garam. Unsur - unsur yang menentukan kualitas garam
salah satunya adala NaCl . Garam yang berasal dari penguapan air laut mempunyai
kadar 97% lebih, akan tetapi dalam praktek umumnya lebih rendah. Hal ini
disebabkan oleh kualitas air, cara pembuatan, dan cara-cara lain yang
mempengaruhi kristal garam. Garam yang mengandung NaCl tinggi, umumnya putih
bersih, tetapi kadang-kadang ditemukan garam yang berwarna putih bersih
ternyata mengandung kadar gips (CaSO yang tinggi sedangkan kadar NaCl nya
sendiri relatif rendah.
Rekristalisasi adalah Teknik pemurnian suatu zat padat dari
campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat
tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai. (Agustina
et.al, 2013). Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan
yang efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk
pemisahan dan pemurnian. Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah
menghasilkan produk kristal yang mempunyai kualitas seperti yang diinginkan.
Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan dari tiga parameter berikut
yaitu: distribusi ukuran kristal, kemurnia kristal dan bentuk.
Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih
pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan
kedalam pelarut yang sesuai kemudian dipanaskan sampai semua senyawanya larut
sempurna. Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut telah larut sempurna
di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya
dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan
suhu kamar. Salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan
rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut. Metode pemurnian suatu padatan
yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Pemurnian
demikian banyak dilakukan untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian diatas makan dilakukan percobaan pemurnian NaCl.
pada percobaan mengenai pemurnian garam dapur dilakukan
dengan melarutkan 18 gram garam dapur dalam 0,05 liter air. Ketika dilarutkan
larutan garam menjadi jenuh kemudian dilakukan penyaringan larutan garam yang
bertujuan untuk menyaring kotoran-kotoran yang ada pada larutan garam, ketika
disaringan terdapat endapan pada larutan tersebut. Kemudian larutan dijenuhkan
dengan menambahkan gas HCl. Pembuatan gas HCl dapat dilakukan dengan cara mereaksikan
10 gram NaCl dengan 20 ml H2SO4 penambahan H2SO4 ini
bertujuan untuk menetralkan larutan yang bersifat basa. reaksi yang
terjadi ketika pembuatan gas HCl sebagai berikut :
2NaCl(s) + H2SO4(aq) → 2HCl(g) + Na2SO4(aq)
Ketika direaksikan
NaCl dengan H2SO4 terbentuk gas yang berwarna
kuning yang merupakan gas HCl dan terdapat gelembung gas dan endapan putih pada
larutan berubah berwarna kuning. Kemudian gas HCl tersebut mengalir pada
kondensor menuju larutan jenuh NaCl. gas HCl yang dialirkan pada larutan jenuh NaCl
bereaksi dengan larutan NaCl membentuk kristal ion Na+ dan lartan
jenuh bereaksi dengan ion Cl- dari gas HCl membentuk garam NaCl
dalam bentuk kristal berwarna putih. jika
Kelebihan gas HCl pada larutan NaCl maka dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan atau penguapan larutan NaCl yang mengandung gas HCl tersebut. Kristal
berwarna putih tersebut merupakan endapan yang terdapat pada larutan garam yang
kemudian disaring menggunakan corong buchner yang kemudian dicuci dengan air
dingin sehingga menghasilakn kristal yang berwarna putih. Kemudian endapan
kristal yang didapatkan dikeringkan sehingga didapakan lah kristal dalam
keadaan kering. Kemudian ditimbang kristal yang didapat untuk mengetahui berapa
berat kristal yang dihasilkan, berat kristal tersebut adalah 2,68 gram.