JURNAL PRAKTIKUM
ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
INDAH SYAFITRI
(A1C118018)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS LEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. Judul : Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan
II. Hari/Tanggal : Rabu / 29 Januari 2020
III. Tujuan : Adapun tujuan praktikum ini adalah :
1. Dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik.
2. Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya
3. Dapat menganalisa beberapa senyawa unknown
IV. Landasan Teori
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya teridentifikasi mengandung karbon, tidak semua senyawa karbon dapat dikatakan sebagai senyawa organik seperti karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyaknya jenis senyawa organik, menyebabkan perlunya penggolongan senyawa organik diantaranya adalah senyawa alifatik, hidrokarbon aromatik, senyawa heterosiklik dan polimer (wawan, 2009).
1. Dapat memahami prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik.
2. Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya
3. Dapat menganalisa beberapa senyawa unknown
IV. Landasan Teori
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya teridentifikasi mengandung karbon, tidak semua senyawa karbon dapat dikatakan sebagai senyawa organik seperti karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyaknya jenis senyawa organik, menyebabkan perlunya penggolongan senyawa organik diantaranya adalah senyawa alifatik, hidrokarbon aromatik, senyawa heterosiklik dan polimer (wawan, 2009).
Berdasarkan jenisnya analisis dibagi menjadi dua macam yaitu, analisis kuantitatif (identifikasi zat-zat). Analisis kuantitatif berfokus pada unsur atau senyawa yang terdapat pada sampel. Dan analisis kualitatif mengenai pemisahan unsur dan mengindentifikasi unsur (Vogel,1985).
Analisa organic kualitatif adalah proses mengajar yang dilakukan dengan menganalisis senyawa organik yang tidak diketahui yang bergerak dibidang identifikasi atau pembuktian.Banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam analisa organik kualitatif diantara nya sifat khas yang ditimbulkan dari masing- masing senyawa dan pola analisa yang tersusun dengan benar.
Banyak tahapan yang digunakan dalam mengalisa organic kualitatif. Salah satu nya adalah menetukan unsur karbon, hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan fosfor yang merupakan tahap pertama yang harus dilakukan. Penentuan unsur dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pemanasan (pada unsur karbon dan hidrogen), peleburan-natrium (pada unsur nitrogen, halogen dan belerang). Reaksi peleburan dengan logam natrium. pemanasan (pada unsur karbon dan hidrogen), peleburan-natrium (pada unsur nitrogen, halogen dan belerang). Reaksi peleburan dengan logam natrium.
suhu tinggi
C, H, O, N, X dan S + Na --------------> NaCN, NaOH, NaX, Na2S
Larutan Lassaigne
C, H, O, N, X dan S + Na --------------> NaCN, NaOH, NaX, Na2S
Larutan Lassaigne
Diantaranya sifat kelarutan yang khas dari senyawa organik adalah jenis pelarut dan jumlah
kelarutannya (Tim praktikum kimia organik I, 2016).
Dengan memperkirakan sifat kelarutan suatu senyawa organik maka dapat diketahui pelarutnya bersifat polar atau non polar sehingga kelarutan suatu senyawa organic dalam suatu pelarut memiliki kecendrungan kecendrungan dapat bereaksi dengan senyawa lain.
(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ )
(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ )
Menurut Noviarty dan Yusuf (2000),ada 2 cara yang bisa digunakan sebagai bahan analisis senyawa organik yaitu :
1. Melakukan pengukuran langsung terhadap senyawa.
2. Melakukan pembentukan komplek dengan unsur atau ion.
1. Melakukan pengukuran langsung terhadap senyawa.
2. Melakukan pembentukan komplek dengan unsur atau ion.
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Cawan Porselin
2. Bunsen
3. Tabung reaksi Pyrex
4. Pipa pengalir gas
5. Kawat
6. Gelas Kimia
7. Keping asbes
8. Pipet tetes
9. Tabung reaksi kecil (50 x 8)mm
10. Kertas saring
5.2 Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Serbuk CuO kering
2. Gula
3. Larutan Ca(OH)2
4. Larutan CCl4
5. Larutan CaO
6. Air suling
7. Larutan HNO3 encer
8. Larutan AgNO3 encer (5-10%)
9. Logam Na
10. Cuplikan yang mengandung Halogen, S dan N
11. Larutan Lassaigne
12. Asam asetat
13. Pb-asetat 10%
14. Larutan Na-nitroprosida
15. Larutan FeSO4
16. Larutan FeCl3
17. Larutan KF 10%
18. Larutan NaOH 10%
19. Asam sulfat encer
20. Pelarut eter
21. Larutan NaOH 5%
22. Larutan HCl encer Larutan NaHCO3
23. Asam Sulfat pekat
VI. Prosedur Kerja
6.1 Analisa Unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen
• Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering kedalam cawan porselin
• Dikeringkan beberapa saat pemanasan diatas Bunsen
• Dicampurkan hati-hati sejumlah gula (lebih kurang 1/10 jumlah CuO)
• Dipindahkan ke dalam tabung reaksi pyrex yang dilengkapi dengan sumbat dan pipa
pengalir gas
• Disusun tabung pengalir gas, agar gas yang mengalir bisa masuk ke dalam tabung yang
berisi 10 ml larutan Ca(OH)2
• Dipanaskan dan diamati air yang mengembun didalam tabung reaksi
6.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
· Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan dan tak memberi nyala lain.
· Didinginkan
· Ditetesi kawat dengan 2 tetes CCl4
· Dipijarkan kembali lalu diamati warna nyala pada ditunjukkan oleh Cu-halida yang terbentuk
b. Tes CaO
- Dipanaskan sejumlah CaO bebas halogen kedalam tabung reaksi besar sampai suhu tinggi
- Ditambahkan 2 tetes CCl4 ketika masih panas
- Setelah dingin, di didihkan 5-10 ml air suling
- Dituangkan kedalam gelas kimia 100 ml dan larutan HNO3 encer didalamnya (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling) Jika larutan jernih tidak didapat,
- Disaring dengan kertas saring biasa
- Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer (5-10%)
- Diamati yang terjadi
· Ditempatkan tabung reaksi kecil (50 x 8 mm) dalam lubang kecil pada keping
asbes sebagai pemegang
· Dimasukkan sebiji logam Na
· Dipanaskan hati-hati sampai meleleh dan uap Na bagian bawah tabung
· Dihentikan nyala api untuk sementara
· Ditambahkan hati-hati cuplikan yang mengandung Halogen, S dan N secepatnya
· Dimasukan sedikit butiran jika zatnya padat dan jika cair masukan beberapa tetes
· Dipijarkan kembali tabung sampai membara (usahakan zat didalam tabung tidak
terbakar)
· Dimasukkan tabung yang masih membara kedalam gelas kimia 100 ml yang
berisi 15 ml air suling
· Ditabung akan segera pecah, sisa sedikit Na akan bereaksi dengan air
· Dihancurkan bagian sisa tabung dalam gelas kimia ketika reaksi sudah tenang
kembali
· Dididihkan diatas api
· Disaring dengan kertas saring biasa lalu gunakan larutan Lassaigne
a) Belerang
· Diasamkan 3 ml Larutan L dengan asam asetat
· Dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang
sudah ditetesi Pb-asetat 10%
· Diamati apa yang terjadi
· Dilarutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
· Diamati warna larutan yang terjadi
b) Nitrogen
· Dimasukkan 3 mL Larutan L kedalam gelas kimia
· Ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 yang baru, 1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes
larutan KF 10%
· Ditambahkan lebih kurang 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai bersifat basa
· Dididihkan
· Didinginkan dan diasamkan dengan asam sulfat encer (20-25%) Jika belerang
tidak ada
· Ditambahkan pada Larutan L, 5 mL tetes FeSO4 yang masih baru, 1-2 mL
larutan NaOH 105 sampai basa. Dipanaskan sampai mendidih. Disaring endapan
FeS. Diasamkan dengan larutan H2SO4 encer (10-20%). Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl3 untuk mendapatkan endapan biru, jika belerang ada.
c) Halogen
· Diasamkan 3 ml Larutan L
· Ditambahkan larutan HNO3 encer (1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air)
· Dididihkan hati-hati 5-10 menit untuk menghilangkan HCN atau H2S yang
mungkin terbentuk, jika N dan S ada
· Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer (5-10%)
· Dilanjutkan pendidihan beberapa menit
6.2 Penentuan Kelas Kelarutan
6.2.1 Kelarutan dalam air
· Dimasukkan lebih kurang 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung
reaksi besar
· Ditambahkan 3 ml air suling
· Dikocok kuat-kuat
· Bila hasil kelarutan (+) lakukan tes kelarutan dalam eter
· Bila hasil kelarutan (-) lanjutkan tes dengan pelarut lainnya
6.2.2 Kelarutan dalam eter
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 mL
pelarut eter
· Bila hasilnya jernih artinya (+) larut dalam eter dan sebaliknya
6.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 ml
NaOH 5%
· Bila jernih berarti (+) dan Bila keruh berarti (-)
· Jika terjadi keraguan, disaring campuran tadi dan filtratnya dinetralkan dengan
HCl encer
· Jika keruh (+), maka lanjutkan dengan NaHCO3
6.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan 3 ml
larutan NaHCO3 5%
· Bila timbul gas CO2 hasilnya (+) dan sebaliknya
6.2.5 Kelarutan dalam HCl
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 ditambahkan HCl 5%
· Dikocok dan diamati
· Bila jernih (+)
· Jika meragukan campuran tersebut disaring dan filtratnya dinetralkan dengan
larutan NaOH encer
· Bila larutan menjadi keruh hasilnya (+)
6.2.6 Kelarutan dalam H2SO4
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat
· Dkocok dengan hati-hati
· Bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna (+)
6.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat
· Dilakukan hal yang sama dengan percobaan 6.2.1 dengan menambahkan asam
sulfat pekat
· Jika jernih artinya (+)
· Dibuat table atau diagram hasil pengamatan kelarutan dan ambil kesimpulannya
klik link dibawah ini untuk melihat salah satu video yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan :
pertanyaan :
1. Kenapa dalam pemanasan dilakukan pencampuran CuO dan gula dalam tabung
reaksi seperti yang terlihat didalam video tersebut ?
2. Apa yang menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara yang mengalir dari
pipa kapiler ketika dilakukan pemanasan CuO dan gula pada video tersebut?
3. Kenapa hasil pemanasan CuO dan gula dialirkan kedalam larutan CaOH2?
dan Kenapa tidak larutan CaOH2 tersebut dicampurkan langsung kedalam tabung
reaksi yang berisi CuO dan gula?